Selamat Datang di Blog Kajian Sastra Daerah

Selasa, 29 Mei 2012

urutannama pacarHobby Pacar
pertamaItaTinju
keduaMitabegadang
ketigaMianonton film perang
keempatTamiTidur
<table border="1" style="width: 300px;">
<tbody>
<tr bgcolor="#e0f8e0"><td align="center"><b>urutan</b></td><td align="center"><b>nama pacar</b></td><td align="center"><b>Hobby Pacar</b></td></tr>
<tr><td align="center">pertama</td><td align="center">Ita</td><td align="left">Tinju</td></tr>
<tr><td align="center">kedua</td><td align="center">Mita</td><td align="left">begadang</td></tr>
<tr><td align="center">ketiga</td><td align="center">Mia</td><td align="left">nonton film perang</td></tr>
<tr><td align="center">keempat</td><td align="center">Tami</td><td align="left">Tidur</td></tr>
</tbody></table>

PENGERTIAN BAHASA MENURUT PARA AHLI
1. Menurut Kerafsm Arapradhipa 2005 :
Memberikan dua pengertian :
- Bahasa : Sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
- Bahasa : Sistem komunikasi yang mempergunakan symbol-simbol vokal.

2. Menurut Torigan (1989 : 4)
Beliau memberikan dua definisi bahasa :
- Bahasa adalah : Suatu sistem yang sistematis barangkali untuk sistem generatif.
- Bahasa adalah : Seperangkat lambang-lambang atau symbol-simbol orbiter.

3. Menurut Santoso (1990 : 1)
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.

4. Menurut Wibowo (2009 : 3)
Bahasa adalah suatu sistem symbol bunyi yang bermakna yang berarti kualisi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter dan konfisional yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok orang untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

5. Menurut Wibowo, Walija (1990 : 4) mengungkapkan :
Definisi bahasa adalah : komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud dan pendapat kepada orang lain.

6. Menurut Pengabean (1981 : 5) berpendapat :
Bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melepaskan apa yang terjadi pada sistem saraf.

7. Menurut Soejono (1983 : 01)
Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang penting dalam hidup bersama.


Rabu, 23 Mei 2012

PARAGRAF JURNALISTIK



OLEH

RUKIMA

A2D1 09 150

A.    Pendahuluan

Paragraf adalah seperangkat  kalimat tersusun logis – sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

Paragraf kerap disebut pula alinea.secara fisik visual,sebuah paragraf atau alinea ditandai dengan penulisan kata awal kalimat yang menjorok ke dalam beberapa ketukan.inilah yang lazim dinamakan baris baru atau ganti baris.sebuah paragraf bisa terdiri  atas beberapa kalimat,bisa pula hanya sebuah kaliamat.bahkan dalam karya feature,cukup banyak ditemukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kata.jadi,sebuah paragraf bisa hanya merupakan sebuah kalimat,bisa pula hanya sebuah kata..

Dalam bahasa jurnalistik, sangat dihindari penggunaanparagraf-paragraf panjang.terdapat dua dua alasan dan pertimbangan mengapa bahasa jurnalistik lebih menyukai paragraf-paragraf pendek yang rata-rata terdiri atas 3-5 baris saja.pertama alasan filosofis, dan kedua alasan teknis.alasan filosofis,bahasa jurnalistik harus disajikan secara sederhana dan ringkas karena khalayak media massa sangat heterogen serta berada dalam sifat ketergesa-gesaan.alasan teknis,bahasa jurnalistik disajikan dalam ruang lajur-lajur kolom yang sangat pendek dan sempit.

B.    Pembahasan

Menentukan ide pokok, kalimat utama, kata kunci dan paragraf utama dalam berita utama, tajuk rencana dan opini

1.    Berita utama

Berita utama pada Koran kendari pos edisi jumat, 18 november 2011 yang berjudul Busyro dituduh membusukkan DPR. Dalam berita utama memuat tujuh paragraf, ketujuh paragraf paragraf tersbut terdapat paragraf  utama yang terletak pada paragraf satu yaitu Anggota komisi 111 DPR RI, Nudirman munir mengatakan tundingan miring yang dilontarkan oleh pimpinan lembaga Negara terhadap DPR akhir-akhir ini harus diwaspadai sebagain salah satu upaya untuk memojokkan dan membusukkan terhadap institusi DPR.

Dalam paragraf utama yang terletak pada paragraf satu memuat ide pokok yaitu tundingan miring yang dilontarkan oleh pimpinan lembaga Negara terhadap DPR akhir-akhir ini harus  di waspadai sebagai salah satu upaya untuk memojokkan dan membusukkan terhada institusi paragraf. Dalam berita utama terdapat kalimat utama terletak pada pargraf delapan yaitu Nudirmsan mengingatkan ketua KPK Busyro Muqoddas agar membuang sikap kecurigaannya yang terus menerus ke DPR. Serta dalam berita utama terdapat kata kunci penuduhan.

2.    Tajuk Rencana

Tajuk rencana  pada Koran kendari pos edisi jumat,18 November 2001 yang berjudul Reses Orang-orang senayan yang memuat 11 paragraf . dalam paragraf tajuk rencana ini memuat 11 paragraf terdapat paragraf utama yang terletak pada paragraf satu yaitu Pemilu 2009 lalu,Sultra melahirkan 9 orang terbaik daerah ini  yang mendapatkan kepercayaan rakyat untuk mewakili mereka dipusat. Lima berasal dari partai politik yang menjadi anggota DPR RI.mereka kemudian dimandat 2 jutaan rakyat ini untuk nenperjangkan apa saja kekurangan daerah ini, dengan muarnya kelak bisa sejajar dengan daerah lain di Indonesia

Dalam paragraf utama terletak pada paragraf satu yang memuat ide pokok yaitu Sultra melahirkan 9 orang terbaik didaerah ini yang mendapatkan kepercayaan rakyat untuk mewakili mereka dipusat. Dalam tajuk rencana trdapat kalimat utama terletak pada paragraf tujuh yaitu Andi Rahmat komunisi xl DPR RI juga punya cara sendiri memperjuangkan daerahya .dalam minggu ini, ia berkeliling daerah disultra untuk menjemput arpirasi masyasakat .sayangya ,tidak terlalu banyak yang bisa diakses dari sosok legislatif ini karena relatif ekslusif dari diskusi-diskusi para aktivis lingkungan, dan yidak memiliki tim komunikasi yang canggih sehingga apa yang sudah perbuat untuk sultra jarang diketahui publik. kata kunci dalam tajuk rencana ini masyarakat sultra harus lebih pandai memilih wakilnya untuk duduk kesenayan

3.    Opini

Opini pada Koran edisi jumat,18 november 2011 yang berjudul Membangun Sinerginitas Antara Tenaga Ahli,Tim Ahli,Sekretariat dan DPRD Sultra 2012dalam opini memuat dua puluh  paragraf.kedua puluh paragra ftesebut  terdapat paragraf utama yang terletak pada paragraf satu yaitu DPRD Sultra resmu memiliki tenaga ahli dan tim ahli fraksi dan alat kelengkapan DPRD sejak tahun 2010, melihat proses rekruitmennya dilakukan secara terbuka dalam hal ini publik turut adil dan berpatisipasi,mulai dari tahap pengumuman, pendaftaran, tes makalah, dan wawancara semua telah  dilalui dengan menggunakan pos dana APBD, Respon publkpun  tidak diduga kurang lebih seratus lima puluh(orang) yang mengambil formulir pendaftar dengan bebagai latar belakang,mulai dari akademis, birokrat,NGO,pers, partai politik, mantan pejabat turut menghiasi media cetak lokal  dan nasional, bahkan beberapa daerah dan provinsi lainpun dating dibumi sultra tentang mekanisme rekruitmen dengan mengundang partisipasi publik.

Dalam paragraf utama yang terletak pada paragraf satu memuat ide pokok yaitu DPRD Sultra resmi memiliki tenaga ahli dan tim ahli fraksi dan alat kelengkapan DPRD sejak tahun 2011 . dalam opini terdapat kalimat utama terletak pada paragraf ketiga yaitu untuk memudahkan penafsiran secara utuh dan komprehensip tersebut, maka perlu ada rujukan agar penafsiran tidak parsial, liar dan subyektif (suks tidak suka) sehingga mengaburkan subtansi undang-undang tentang keberadaan tenaga ahli dan tim ahli, penulis mencoba membuka peraturan tentang tenaga ahli dan tim ahli/kelompok pakar agar dapat dijadikan dasar pikar rujukan.kata kunci  dalam opini yaitu tenaga ahli diharapkan bisa membantu dalam konteks kepentingan politik partai pembentuk fraksi.

C.     Penutup

Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berhubungan untuk mendukung  satu topik sebuah paragraf dapat berupa satu kalimat sehingga sepuluh kalimat. Paragraf merupakan pembuka atau pengantar sampai pada pembicaraan.

Dalam paragraf jurnalistik kita harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran membaca kepada masalah yang akan disajikan  pada paragraf  utama, kalimat pokok, ide pokok, sehingga paragraf itu menjadi paragraf yang baik dan benar.

Daftar Pustaka

Kendari pos . jumat, 18 november 2011.

   

Bab I Pendahuluan



A.    Latar Belakang
Karya sastra pada dasarnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan sosial. Setiap bangsa atau suku bangsa memiliki kehidupan sosial yang berbeda dengan suku bangsa lain. Demikian pula suku muna yang memiliki kehidupan sosial khas terutama dalam sistem atau metode budayanya. Sastra terlahir atas hasil karya perilaku manusia dalam kebudayaan yang beranekaragam suku, ras, agama, dan tradisi yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut memiliki ciri khas tersendiri dan hal itu memberikan pemasalahan dengan pemahaman serta tanggapan yang berbeda-beda.
Kebudayaan yang ada dalam masyarakat merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa masyarakat yang telah disesuaikan dengan masyarakat lingkungannya dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Kebudayaan masyarakat tidak terlepas dari nilai-nilai yang bertumpu pada sastra, kesenian, agama serta sejarah (Wibowo, 2003: 1). Dari pengertian itu, kebudayaan ada karena masyarakat menciptakannya, dan kebudayaan itu diciptakan juga untuk kepentingan kehidupan mereka dalam bermasyarakat.
Selanjutnya menurut Santoso (dalam Daroeni, 2001: 1) kebudayaan sebagai suatu pengetahuan pilihan hidup dan suatu praktik komunikasi dari perwujudan keseluruhan hasil pikiran, perasaan dan keamanan yang bersumber pada usaha budi manusia dalam mengelola cipta, rasa, dan karsanya serta mengungkapkan identitas kemanusiaannya dalam rangka memilih dan merencanakan tanggapan untuk pelaksanaan kegiatan yang mengarah pada tujuan kehidupannya.
Ada batasan yang lebih dinamis tentang kebudayaan, yaitu kebudayaan dipandang sebagai manifestasi dari tiap orang dan masyarakat. Manusia di dalam hidupnya cenderung bersifat aktif, yaitu selalu melakukan perubahan terhadap lingkungan hidupnya. Lingkungan di sini bersifat luas, yaitu mencakup keseluruhan aspek kehidupan termasuk aktivitas-aktivitas yang dikerjakan dan di dalam benaknya selalu diwarnai ide-ide untuk melakukan perubahan terhadap lingkungan alam sekitarnya. Manusia senantiasa mengambil sikap sebagai subjek dan berusaha menguasai alam lingkungannya. Hal inilah yang membedakan manusia dengan binatang, dan merupakan pengertian dasar dari kebudayaan (Peursen, 1988: 19).
Pada hakikatnya kebudayaan merupakan realisasi gagasan-gagasan, simbol-simbol sebagai hasil karya dan perilaku manusia. Kebudayaan terdiri dari beraneka ragam wujud yang mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia. Masyarakat pendukung selalu berusaha menjaga, melestarikan dan mengembangkan yang dicerminkan melalui tingkah laku hidupnya (Daroeni, 2001: 2).
Kebudayaan meliputi segala realisasi manusia, termasuk di dalamnya adalah karya sastra. Karya sastra merupakan hasil dari kreativitas manusia baik secara tertulis maupun secara lisan. Karya sastra yang tertulis misalnya prosa, cerita pendek, cerita bersambung, novel dan lain-lain, sedangkan karya sastra lisan adalah karya sastra yang diwariskan turun-temurun secara lisan, dan salah satu jenis karya sastra lisan adalah dongeng. Kaitannya dengan ini Soeprapto (dalam Sudarsono, 1986: 42) menyatakan bahwa salah satu ciri yang membedakan foklor dengan kebudayaan yang lain adalah cara penyebaran maupun kelestariannya yang dilakukan secara lisan.
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh di jaman dahulu. Dongeng berfungsi menyampaikan ajaran moral dan juga menghibur. Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Suatu cerita tradisional dapat disebarkan secara luaske berbagai tempat. Kemudian, cerita itu disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
A.    Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
Menganalisis dongeng dengan menggunakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
B.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana cara menganilis dongeng dengan menggunakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
.

C.    Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah
-    Untuk penulis
Sebagai pembelajaran dalam menganilis dongeng dengan menggunakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik..
-    Untuk pembaca
Pembaca dapat mengetahui dengan detail cara-cara mengkaji atau menganalisis dongeng dengan menggunakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik..

Bab II
Pembahasan

A.    Dongeng dalam bahasa daerah muna
Kapu-kapuuna
Karakarambau Bula Bhe Wadhekamomombheludhu
Karakarambau bula ini netisaamo o foo seghonu, naseha-sehae katisano maitu nokobhakemo. Wadhekamomombheludhu ini nokalamo wekundono lambuno, nokala neghondohi o bhelomba. Gara miina narumato we keutahano bhelomba, nofewonomu kawonduno foo. Noangkamo we koro foo maka neghondohi. Gara ini, bakeno foo karakarambau bula nokutumo. Noeneemo Wadhekamomombheludhu maka nofumaae.
Nase-hasehae karakarambau bula nokalamo noghondohi bhakeno foono ghara minaemo. Nomamaraamo karakarambau bula ini. Nokalamo welo liwu, maka nokala we kolambuno, saratono nofoni welolambu. Nobisaramo kolambuno ambano “ingka karakarambau bula itu aini kaasi” nobisaramo karakarambau bula “inodi paa” ambano kolambuno “waghomesogho waghomepagho” amba karakarambau bula “akido aeso akidi aepaa, somano mofotaa mbarara” nofotaamo kolambuno gara mina nanumando modedeano wangka. Samppe fitu ghonu lambu kakalahano, peda kansuru anagha karakarambau bula nobisara. Nefitu ghonuno lambunagha gara lambuno kolakino liwu. Kolakino liwu nobisaramo ambano “ingka karakarambau bula itu aini kaasi waghomesogho waghomepagho” amba karakarambau bula “akido aeso akidi aepaa, somano mofotaa mbarara” nofotaamo kolakino lambu bhe ibuno gara ta Wadhekamomombheludhu pata motaano bisaramo karakarambau bula “noafa itu kaasi Wadhekamomombheludhu miina namotagho” nobisaramo kolakino liwu “miina narumungku lalono bhahi” amba karakarambau bula “toba paa akumilikilie” nokilikliemo karakrambau bula nokilikili Wadhekamomombheludhu. Aitumaka Wadhekamomombheludhu nofotaa tonokaraamu, naitu karakarambau bula nowura wangka Wadhekamomombheludhu tono kadeadeamo. Nobisaramo karakarambau bula ambano “mepakesi aitu dokalaana” dofopakeanemu Wadhekamomombheludhu kosibabarihae bulawano. Nokalaanemo karakarambau bula noowae welo sangku. Noedaane karakarambau bula, nowolo notikaisi bulawa Wadhekamomombheludhu, nowule kaawu noedaane novetumpumu karakarambau bula, nofewule we korono bontu. Maka karakarambau bula nokala nobasi sabhangkahino, gara Wadhekamomombheludhu nowora olele naho sekampana, nofonimo ne lele anagha bhe nobisara “sio-sionomo lele kafonihaku ini napotubhari kalangke” tolu paku neulangie wambano, lele kafonihano halighoomu noratoe kawea bunta. Nowuramo karakarambau bula nomai bhe sabhangkahino khabarindo todoowaowahimu karumbu dokala. Nobisaramo sabhangkahino karakarambau bula ini “hamaiemo itu mie kapulughomu” amba karakarambau bula “ingka naini kone aniini bhelahi afongkorae ne korono bontu” nowule kaawu doghondohie, dofumaamo karakarambau bula dopipisie bhe reano.
Nomate kaawu karakarambau bula, Wadhekamomombheludhu neghondohimu cara sanahumundagho nasumuli welambundo. Wadhekamomombheludhu nefetulumimo ne manu-manu okatogha ambano “tulumi kanawu bhela wa ogha!” ambano katogha “tamolimu dhua atulumi ihintu maemu paniku ini taambulu-ambulumo” gara ini noliumo piikore ambano ”tulumi kanau wa ore!” nopeemu pikore ne lele, nofonimo Wadhekamomombheludhu te towhuno pikore maka nohoro ane nopeane wekapaea nggiri-nggiri, bhe nobisara pikore “aini haemo Wadhekamomombheludhu” fitu paku noulangie wambano pikore, ambano kolakino liwu “ah.. Wadhekamomombheludhu hae dhua, Wadhekamomombheludhu nomponamo nomate nokobubumu wangkano welo wite” notudumo kafolatehino dakumala daghumondoe, gara bhe Wadhekamomombheludhu kotughu. Nosulimo kafolatehino maka noforato kolakino liwu. Ambano kolakino liwu “ohunda adumodoko pedaolinta ane omekabuangka” ambano kafolatehino “umbe” nokala noghondoe kolakino liwu, ghara Wadhekamomombheludhu kotughu.
Dobhasiemo pikore maka dofopilie sabhara bhulawa, gara opikore neala nggiri-nggiri maka notapue we ghagheno. Pada kaawu anagha opikore nohoromo ambano “apebhengginggiiku ahobheginggiiku” nongkaukaulehi manu-manu peda aniini pata tumulumino Wadhekamomombheludhu, dosawue pikore bhe nokutu we wite.
Wadhekamomombheludhu dorame-rameanemu fitu gholeo fitu alo.

B.    Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia
Dongeng
Kerbau Putih Dan Wadhekamomombheludhu
Kerbau putih menanam mangga di belakang rumah raja kampung, seiring dengan jalannya waktu mangga yang ditanamnya itu mulai berbuah, namun mangga tersebut hanya memiliki satu buah saja. Suatu hari Wadhekamomombheludhu pergi di belakang rumahnya untuk mencari buah yang ada di dalam hutan. Tetapi ia tidak sampai di dalam hutan karena ia mencium harumnya mangga masak. Disitulah Wadhekamomombheludhu singgah dibawah pohon mangga untuk mencari buah mangga yang jatuh, ternyata ia mendapat satu buah mangga yang sudah masak. Setelah ia memakannya Wadhekamomombheludhu pulang kerumahnya.
Tiba-tiba karakarambau bula datang melihat buah mangganya, ternyata buah mangganya sudah tidak ada, disitulah karakarambau bula marah dan mulai memasuki perkampungan dan mampir dirumah-rumah warga. Rumah pertama, penghuni rumah tersebut berkata “ee...kerbau putih ini kasian, kasihkan dia rokok, kasihkan dia sirih” kerbau putihpun menjawab “saya tidak mau meroko, saya tidak mau makan sirih. Yang saya inginkan hanya kalian tertawa terbahak-bahak. Sampai seterusnya hingga tujuh rumah. Rumah ketujuh ternyata rumah raja kampung, raja kampung berkata “ee...kerbau putih ini kasian, kasihkan dia rokok, kasihkan dia sirih” kerbau putihpun menjawab “saya tidak mau meroko, saya tidak mau makan sirih. Yang saya inginkan hanya kalian tertawa terbahak-bahak”. Raja dan istrinya pun tertawa terbahak-bahak. Namun Wadhekamomombheludhu hanya diam saja. Kerbau putih berkata “kenapa Wadhekamomombheludhu tiidak tertawa?” raja kampung menjawab “mungkin dia lag malas untuk tertawa” karakarambau bula berkata “coba saya kasih geli-geli” Wadhekamomombheludhu pun tertawa terbahak-bahak. Disitulah kerbau putih melihat gigi Wadhekamomombheludhu berwarna merah. Kerbau putih berkata “berkemaslah Wadhekamomombheludhu” Wadhekamomombheludhu pun memakai semua perhiasannya dan kerbau putih membawa Wadhekamomombheludhu kedalam hutan berlari dengan sekencang-kencangnya, tidak menghiraukan lagi perhiasan Wadhekamomombheludhu yang jatuh satu persatu. Yang tersisa hanyalah sarung yang ada dibadannya. Kerbau putihpun merasa kelelahan dan akhirnya mereka singgah beristirahat di bawah poho waru dan Wadhekamomombheludhu diturunkan dari punggungnya, kerbau putih berkata “kamu tunggu disini, saya akan pergi memanggil teman-temanku”. Setelah kerbau putih pergi, Wadhekamomombheludhu mencari pohon yang bisa ia panjat ternyata disamping pohon waru tersebut, ada pohon yang batangnya belum terlalu besar hanya mempunyai satu dahan. Wadhekamomombheludhu pun naik diatas pohon tersebut dan berkata “mudah-mudahan pohon yang saya naiki ini akan bertambah tinggi” tiga kali ia ucapkan kalimat tersebut, pohon itu langsung bertambah tinggi sekejap mata ampir sampai di awan. Wadhekamomombheludhu melihat kerbau putih datang bersama rombongan teman-temannya dan mengeluarkan suara yang ramai sekali. Setelah sampai di pohon waru, mereka mencari Wadhekamomombheludhu, salah satu teman kerbau putih berkata “mana manusia yang kamu ceritakan tadi?” kerbau putih menjawab “tadi saya simpan disini”. Sekian lama mereka mencari dan tidak terlihat juga, akhirnya teman-teman kerbau putih marah dan langsung memakan kerbau putih sampai darahnya pun tidak tersisa.
Setelah kerbau putih mati, Wadhekamomombheludhu milai mencari jalan untuk pulang, lewatlah seekor burung gagak disampingnya, Wadhekamomombheludhu berkata kepada burung gagak tersebut “bantu saya burung gagak” burung gagak menjawab “bagaimana caranya saya mau bantu kamu, sementara sayapku saja saya tidak bisa bawa” kemudian lewatlah seekor burung pipit, Wadhekamomombheludhu berkata “bantu saya burung pipit” burung pipit tersebut langsung hinggap didahan pohon itu, dan menyuruh Wadhekamomombheludhu untuk naik diatas punggungna. Setelah Wadhekamomombheludhu naik, burung tersebut langsung terbang, tidak lama kemudian tibalah di rumah Wadhekamomombheludhu dan ia hinggapkan di dahan pohon pepaya. Burung tersebut berkata “Wadhekamomombheludhu sudah tiba” secara berulang-ulang ia ucapkan dan raja kampung berkata “ah Wadhekamomombheludhu apa, Wadhekamomombheludhu sudah lama mati” karena burung pipit tersebut tidak berhenti bicara akhirnya raja kampung menyuruh dayang-dayangnya untuk melihat burung itu. Dayang-dayangnya pun pergi untuk melihat burung itu ternyata Wadhekamomombheludhu benar masih nidup, dan mereka langsung pulang memberitahu raj kampung, setelah diberi tahu, raja kampung berkata kepada dayang-dayangnya “seandaina perkataan kalian tidak benar, saya akan mencincang kalian seperti belut” dayang-dayangnya menjawab “iya” raja pun pergi melihat, ternyata memang benar apa yang dikatakan dayang-dayangnya.
Dipanggilah burung pipit, diberi pilihan berbagai macam emas, tetapi burung tersebut hanya mengambil gelang kaki. Setelah itu ia terbang dan selalu berkata kepada teman-temannya yang tidak membantu Wadhekamomombheludhu “saya terbang dengan kaki yang bunyi-bunyi dan saya hinggap dengan kaki yang bunyi-bunyi. Burung lain yang tidak membantu Wadhekamomombheludhu merasa iri dan selalu mamatuk burung pipt sampai terjatuh di tanah.
Dengan pulang Wadhekamomombheludhu raja kampung membuat acara selama tujuh hari tujuh malam.

C.    Menganalisis Dongeng Dengan Menggunakan Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik.

    Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dalam kara sastra seperti prosa, dongeng dll. Unsur intrinsik meliputi: tema, alur, latar, penokohan, amanat, gaya bahasa dan sudut pandang



1.    Tema
Tema adalah gagasan ide atau pikiran utama didalam sebuah cerita.
Tema atau pikiran utama dalam Dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu adalah pertentangan antara karakarambau bula dengan Wadhekamomombheludhu.
2.    Alur
Alur adalah jalinan peristiwa dari awal sampai klimaks serta penyelesaian.
Dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu menggunakan alur maju karna dalam dongeng ini pengarang menceritakan dari awal sampai akhir cerita.
3.    Latar
Latar adalah bagian dari sebuah prosa yang isinya melukiskan tempat cerita terjadi dan menjelaskan kapan cerita itu berlaku.
a.    Latar tempat
Latar tempat artinya tempat kejadian peristiwa. Dalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu:
-    Di perkampungan
-    Dirumah raja kampung
-    Di hutan


b.    Latar waktu
Latar waktu artinya kapan peristiwa itu terjadi, dalam dongeng Laalaani Bhe Wathentanafari terjadi:
-    Siang hari.

c.    Latar sosial
Latar sosial berhubungan dengan kebiasaan masyarakat seperti adat istiadat, agama dan tradisi.
Dalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu kehidupan masyarakatnya mesih bersifat tradisional dan sudah memiliki adat istiadat karena ditandai dengan adanya pimpinan (raja kampung).

4.    Tokoh Dan Watak Tokoh
Penokohan adalah pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Tokoh-tokoh dalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu:
a.    Tokoh
-    Tokoh utama
Tokoh uatama dalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu adalah Karakarambau bula dan Wadhekamomombheludhu

-    Tokoh pelengkap
Tokoh pelengkap dalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu adalah: raja dan burung pipit

b.    Watak tokoh
-    Karakarambau bula
Karakarambau bula mempunyai watak kejam karena ia tidak memiliki rasa belas kasih terhadap orang lain
-    Wadhekamomombheludhu
memiliki watak yang bertanggung jawab karena ia bisa mempertanggung jawabkan kesalahannya.
-    Raja
Raja memiliki watak yang pasrah karena saat anaknya dibawa oleh karakarambau bula ia hanya diam saja.
-    Burung pipit
Burung pipit memiliki watak yang penolong karena ia mau menolong  Wadhekamomombheludhu.
5.    Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam dongeng ini adalah sudut pandang orang kedua karena dalam dongeng ini seolaolah pengarang mencritakan tentang kisah seseorang.



6.    Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca melalui karyanya. yang akan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan cerita.
Amat dalam doneng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu adalah  sebagai manusia, kita tidak boleh mengambil barang orang tanpa sepengetahuan pemiliknya.

    Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang terdapat diluar karya sastra meliputi norma, sosial, budaya dan ekonomi.
Didalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu jika dihubungkan dengan kehidupan saat ini, memberikan pemahaman kepada pembaca tentang bagaimana berkehidupan sosial yang baik dalam lingkungan bermasyarakat.

Bab III
Penutup

A.    Kesimpulan
Dalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu memberikan pemahaman kepada pembaca tentang bagaimana berkehidupan sosial yang baik dalam lingkungan bermasyarakat.

B.    Saran
Dengan adanya makalah ini  diharapkan kepada pembaca agar dapat menarik manfaat yang terdapat dalam dongeng Karakarambau bula Bhe Wadhekamomombheludhu.